Kamis, 27 Maret 2008

Rindu Tarkam

Saya amat beruntung pada tahun 1980-an ketika masih duduk di bangku SMP, Wonogiri tengah dilanda demam sepak bola. Di kampung saya tiap RW punya tim sepak bola.
Saya ikut klub yang dilatih almarhum Bapak. Agak KKN sedikit, saya masuk tim utama ketika melawat ke luar kampung atau mengikuti turnamen antarkampung (tarkam).
Bangga betul waktu itu meski cuma jadi pemain kelas kampung. Pertarungan di lapangan sering berlanjut di luar lapangan.
Saya ingat betul, waktu itu hampir setiap hari berlatih. Gairah masa puber betul-betul dihabiskan di lapangan sepak bola.
Selain mengikuti tarkam di luar kecamatan, yang paling ditunggu-tunggu adalah tarkam di kampung sendiri pada peringatan kemerdekaan.
Seru. Ada dua RW unggulan yang punya pemain-pemain bagus dan saling bergantian menjadi juara. Hadiahnya tak seberapa, tetapi rasa bangganya tak ternilai.
Dalam tarkam semacam itu tak jarang muncul keributan-keributan kecil akibat persaingan yang sedemikian ketat.
Saya rindu tarkam beserta segala romantikanya itu.

Tidak ada komentar: